Jumat, 05 Mei 2017

STARS (Part 2).


“Kriiinnngg!!!”
Bel tanda istirahat berbunyi. Orihime duduk sendiri di tempat duduknya, sembari membuka bekal makanan yang telah disiapkan oleh ibunya. Orihime tidak pernah ke kantin. Teman-temannya berpikir bahwa Orihime memiliki selera yang berbeda dengan teman-temannya yang cenderung senang ke kantin. Namun, alasan yang sebenarnya lumayan lucu: Orihime tidak begitu paham cara berkomunikasi ketika sedang membeli sesuatu. Itulah sebabnya ia lebih senang membawa bekal dari rumah daripada membelinya di kantin sekolah.
Noriben buatan ibunya sangatlah lezat. Namun, sangat disayangkan bahwa kelezatan tersebut tidak bisa memancing seorang Orihime untuk tersenyum, bahkan sedikit saja. Ia makan dengan membisu, sambil sesekali melihat ke arah luar jendela.
Tiba-tiba ia larut dalam lamunan. Lamunan tentang seseorang yang kala itu benar-benar menyita pikirannya.
Hikoboshi. Orihime merasa bingung, mengapa ia jauh berbeda dengan Hikoboshi? Mengapa Hikoboshi yang sederhana bisa dengan mudah menebar senyum kepada semua orang, sementara dirinya...? Yang lahir dan besar ditengah keluarga berada? Yang seluruh keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi, bahkan berlebih?
Orihime diam-diam merasa iri dengan Hikoboshi. Ia mendapati bahwa kesenangannya selama ini tidak terletak pada harta benda yang ia miliki. Ia ingin menjadi seperti Hikoboshi. Ceria dan penuh semangat.
“Kojima-san!”
Orihime terkesiap. Rupanya Kazuo yang barusan memanggil dirinya.
Nakamura Kazuo adalah ketua kelas di kelas 1. Ia merupakan seorang pribadi yang sangat tegas, namun tak jarang juga ia bisa bersikap konyol. Apalagi bila sudah bergabung dengan teman-teman satu geng nya, yaitu Watanabe Naoki dan Ikeda Kenichi. Sumber kebisingan berasal dari mereka bertiga, sehingga tak heran jika guru-guru sering memisahkan mereka ketika pelajaran sedang berlangsung.
“Kazuo..ada apa?” tanya Orihime.
Kazuo tersenyum hangat, “Tidak apa. Kulihat kau melamun menatap keluar jendela. Apa ada yang menarik diluar sana sehingga menyita perhatianmu?” Kazuo bertanya sambil melihat ke arah luar jendela. Namun, ia mendapati bahwa tidak ada yang menarik untuk dilihat. Hanya lapangan yang kosong karena saat itu tidak ada jam olahraga. Itu saja.
Orihime menjawab sembari mengunyah noriben di mulutnya, “Tidak ada. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu.”
“Maksudmu memikirkan kak Mori?” Kazuo melempar pertanyaan yang seketika membuat Orihime terkejut, hingga tersedak makanan. Ia pun buru-buru meminum air mineral yang ia bawa. Setelah kondisi membaik, ia pun memandang Kazuo dengan mata melotot.
“Hey..jangan sembarangan bila berbicara. Mengapa kau tiba-tiba berpikiran seperti itu?!” nada suaranya agak meninggi.
Kazuo mengangkat bahu, “Aku hanya bertanya. Kalau boleh aku jujur, Kojima, kurasa terlalu dekat bila kau dan kak Mori hanya sebatas kakak dan adik kelas. Apa kalian punya ikatan khusus?”
Orihime tidak menjawab. Ia kembali makan dengan sunyi, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Rasanya tidak penting bila harus memberitahu Kazuo bahwa ia dan Hikoboshi adalah sepasang sahabat.
Namun, pikiran Kazuo rupanya melompat terlalu jauh.
“Kau jatuh cinta dengannya, ya?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar