Orihime meletakkan sumpitnya di sebelah kotak
bekalnya. Ia menunduk, sambil tetap mengunyah makanannya. Namun, setelah
selesai mengunyah, ia berkata dengan kepala tetap tertunduk.
“Kurasa bukan kewajibanmu untuk menerka-nerka
perasaanku terhadap orang lain. Apalagi terkaanmu salah besar.”
Kazuo menaikkan alisnya, sembari tersenyum simpul. “Aku
hanya bertanya saja”, ucapnya dengan santai, lalu meninggalkan Orihime dan
kembali bermain bersama Kenichi dan Naoki.
Orihime memasukkan kotak bekalnya ke dalam tas. Ia
meminum susu kotak yang ia bawa, lalu ia pun beranjak keluar.
“Kojima Orihime!”
Orihime menoleh ke belakangnya. Ya, suara yang
terdengar hangat dan penuh semangat itu rupanya datang dari Hikoboshi, yang
saat itu baru saja kembali dari perpustakaan.
“Ada apa?”, Orihime bertanya dengan tatapan dan nada
suara yang dingin.
Hikoboshi menepuk pundaknya. Pundak Orihime, bukan
pundaknya sendiri. “Kau dingin sekali bila merespon sapaan orang lain.
Tersenyumlah sedikit, aku berani bertaruh kau pasti memiliki senyum yang sangat
indah.”
Orihime menatap Hikoboshi. Senyum yang sangat indah?
Benarkah ia memilikinya? Ia tidak yakin. Ia tetap menatap Hikoboshi dengan
dingin, sembari memutar matanya. “Kalau tidak ada kepentingan apa-apa, lebih
baik aku pergi sekarang.”
“Ehhh, jangan. Yaaa...memang agak kurang penting
sih, tapi aku ingin merekomendasikan sebuah novel kepadamu. Ini.” Hikoboshi
menyodorkan sebuah novel yang baru saja ia pinjam dari perpustakaan sekolah.
Orihime melirik ke arah novel yang disodorkan
padanya.
Of Mice and Men,
karya John Steinbeck. Orihime nyaris menggigit lidahnya sendiri sampai putus.
Bukan apa-apa, namun ternyata Hikoboshi memiliki selera yang tinggi terhadap
bacaan. Orihime tahu tentang novel berkelas tersebut. Bukan karena ia pecinta
karya sastra, namun ayahnya yang senang mengoleksi novel-novel kelas dunia.
“Novel ini menarik sekali, mungkin saja kau akan
menyukainya.” Hikoboshi berkata dengan mata berbinar.
Orihime menggeleng,”Maaf, hobiku bukan membaca
novel. Terimakasih atas tawaranmu.” Ia pun berjalan meninggalkan Hikoboshi,
yang terpaku di tempat sembari menatapnya melangkah menjauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar